Cara Download

Klik judul lagu yang anda inginkan dan klik read more di setiap bagian bawah atau samping gambar, silahkan ambil lirik lagunya gratis hanya untuk Anda. Jika ingin melihat daftar lagu, lihat kolom arsip blog.

Selasa, 18 Mei 2010

Tak Akan Terulang


              Maia Ardininta, itulah namaku. Di pagi nan cerah ini seperti biasanya aku berangkat ke sekolah bersama kakakku, namanya Rizal, namun sejak aku kecil biasa memanggilnya Kak Ical. Kami berangkat sekolah bersama karena kami satu sekolah. Di sekolah ku ini aku sangat senang sekali karena aku berada di kelas yang sangat kompak dalam hal apa pun, dan kebetulan akupun sekelas dengan sahabatku sejak aku duduk di bangku SD. Sahabat ku itu bernama Anna, aku sudah menganggapnya sebagai kakak perempuanku karena selain dia lebih dewasa sifatnya juga karena kakakku laki-laki, dan sudah lama sekali kita tidak berbagi cerita karena kakakku yang semakin sibuk menghadapi ujian yang semakin hari semakin dekat baginya. Dan Anna, ia tidak keberatan jika aku jadikan kakak karena dia anak tunggal. segala keluh kesah dan gembiraku, aku tumpahkan padanya, dan Anna pun melakukan hal yang sama padaku. Ia mengetahui semua masalah-masalahku, termasuk tentang aku suka pada Ricky, temanku dan teman sekelasnya Anna waktu kami masih SMP. Ia pun mau membantuku untuk bisa dekat sama Ricky. Memang akhir-akhir ini kami menjadi lebih dekat dan kamipun sudah bertukar nomer handphone segala, itu berkat Anna juga.
          “Assalamuailaikum..”kataku sembari memasuki ruang kelasku yang sudah ramai itu.
          “Walaikumsalam..”jawab teman-temanku dengan serentak.
          “Pagi Maiaa..”sapa ketua kelasku,
          “Pagi Ryaan..”sapa ku kembali. Diikuti suara ejekan teman-temanku yang nggak penting banget. Ryan, juga salah satu temanku waktu SMP. Kata teman Ryan yang mengaku pada Anna, Ryan suka padaku sejak SMP, aku sih menganggapnya biasa saja toh nanti kalau ada murid baru pindahan yang cantik ia juga bakal berpaling dengan sendirinya. Atau karena bosan menungguku, ia pasti bakal mencari yang lain. Biasalah namanya juga anak cowok.
Akupun langsung menuju tempat dudukku yang seperti biasa sudah ditempati oleh Anna, yah.. kami memang duduk sebangku, saking dekatnya kami sampai-sampai teman-temanku bilang kami seprti kembar, namun yang membedakan Anna memakai kaca mata sedangkan aku tidak.


                                                          ***

Sepulang sekolah, aku berkumpul di aula karena aku mengikuti ekskul yaitu ekskul Paduan Suara, aku memilih ekskul itu karena hobiku bernyanyi, dan sudah sejak SMP aku mengikuti ekskul ini. Sedangkan Anna tadi ada rapat OSIS. Biasanya kami pulang bersama, Anna mengantarku pulang kerumah karena rumah kami satu jalan, namun jika kami ada keperluan masing-masing, aku meminta tolong pada bunda atau ayahku untuk menjemputku di sekolah. Kebetulan ekskulku tadi hanya latihan sebentar saja karena gurunya ada acara, jadi mungkin aku masih bisa menyusul Anna di ruang OSIS dan nebeng dia kalau pulang.
Namun belum sampai aku ke ruang OSIS, aku melihat Anna sedang berjalan sendiri di koridor, akupun hendak menyapanya, tetapi belum sempat aku menyapa Anna, ia sudah ditarik oleh seorang cowok untuk duduk di dekat lapangan basket yang tak jauh dari tempatku berdiri sekarang, rupanya cowok itu ingin berbicara serius padanya, akupun berpikir untuk meninggalkan Anna dan pulang sendiri, namun setelah aku melihat bahwa cowok itu tadi, adalah.. Ricky.. rupanya Ricky baru saja selesai latihan basket, lalu mengajak Anna untuk berbicara, akupun mengurungkan niatku semula untuk pulang dan memilih untuk mendengarkan percakapan mereka dari jauh. Namun yang aku dengar Ricky menyatakan cintanya pada Anna, seketika itu pula tiba-tiba tubuhku terasa lemas, dan aku merasa bagai di hantam oleh benda yang sangat besar dan air mataku tak bisa ku bendung lagi, aku ingin berteriak namun seperti ada benda tajam yang menghambatku untuk berteriak dan kuputuskan berlari keluar sekolah dan aku segera menelepon handphone kakakku untuk minta di jemput olehnya, karena nggak mungkin kalau dalam keadaan nangis begini aku minta di jemput oleh orang tuaku karena pasti mereka akan curiga dan khawatir padaku, dan akupun berjanji akan menceritakan semuanya pada kakakku kalau ia menjemputku, aku butuh teman curhat, dan yang aku rasa paling tepat untuk saat ini adalah Kak Ical karena ia sudah tahu perasaanku pada Ricky dan ia juga pasti bisa ngerti perasaanku saat ini. Akupun tidak bisa berhenti menangis selama menunggu Kak Ical menjemputku. Untunglah Anna belum menuju parkiran mobilnya dan melihatku dengan mata yang sembab.

                                                          ***



Kak Ical memang sengaja tidak langsung pulang tetapi mengajakku jalan-jalan dengan mobil kesayangannya itu dulu, agar nanti kalau pulang mataku tidak terlihat sembab dan orang tuaku tidak akan curiga. Masalah alasan mengapa lama sekali, Kak Ical memang jagonya kalau soal mengeles, tetapi biasanya dalam keadaan tertentu saja sih, toh juga demi kebaikan. Sepanjang perjalanan akupun bercerita semuanya pada Kak Ical, dan ia menaggapi dengan bijak layaknya seorang kakak kepada adiknya, itulah yang membuatku merasa bahwa aku adik yang paling beruntung, karena mempunyai kakak cowok yang sayang dan perhatian seperti Kak Ical. Kak Ical menyarankan supaya aku tidak bertanya pada Anna dan bersikap seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa terlebih dahulu, sampai Anna bercerita sendiri. Setelah aku bercerita pada Kak Ical, aku merasa lebih tenang dan bebanku sedikit ringan walaupun masih ada rasa sakit di hatiku. Setelah aku merasa lebih baik, kami memutuskan untuk segera pulang, karena selain hari sudah mulai gelap, aku dan kakakku harus pulang sebelum jam makan malam karena supaya orang tuaku tidak terlalu curiga dan khawatir.
                            
                                                          ***

Sehari, Anna masih belum cerita padaku, dan hari ini Anna jauh terlihat berbeda dari biasanya, karena ia jadi lebih diam, sering melamun, dan suka nggak fokus kalau aku ajak berbicara. Tetapi aku biarkan saja sesuai saran Kak Ical. Namun dua hari, ia tetap tidak berbicara dan sikapnya pun masih seperti kemarin. Akupun masih bisa bersabar, namun keesokan harinya ketika jam istirahat, ku putuskan saja aku bertanya pada Anna karena aku sudah tidak sabar lagi.
          “Ann, ada apa sih kok akhir-akhir ini kamu tuh beda banget dari biasanya, kamu jadi pendiam, sering ngelamun, dan nggak fokus kalau aku ajak bicara, kamu sakit, atau ada yang kamu sembunyiin dari aku?”tanya ku
          “Masa sih Maii.. nggak tuh.. aku nggak nyembunyiin apa-apa kok dari kamu.”kata Anna ragu-ragu
Entah mengapa hatiku jadi sakit mendengar jawaban dari Anna yang jelas-jelas bohong, aku merasa sudah nggak dibutuhkan lagi dan sudah nggak dianggap sahabatnya lagi. Aku nggak sanggup menahan untuk tidak berterus terang,
          “Aku udah tahu semua kok Ann.. aku lihat sendiri waktu kamu pulang dari rapat OSIS kemarin kamu ditembak sama Ricky kan, kenapa kamu nggak jujur aja sih Ann sama aku, aku kan sahabat mu, aku lebih menghargai kamu kalo kamu mau jujur sama aku Ann, aku kecewa sama kamu Ann.”kataku dan air mataku pun jatuh tak tertahan.
          “Maaf Maii.. aku nggak bermaksud kayak gitu kok, sebenernya sejak awal aku udah pengen cerita ama kamu, tapi aku takut kalau kamu sakit hati dan marah sama aku terus kamu jauhin aku, aku nggak mau kayak gitu Maii.. aku nggak pengen nyia-nyiain persahabatan kita yang udah 10tahun ini.”kata Anna lirih dan ia juga menangis.
          “Tapi Ann.. nggak gini caranya, aku kan udah bilang kalau kamu mau jujur aku nggak akan mempermasalahkan ini dan pasti aku mau dengerin penjelasan mu, karena aku mikirnya kamu kan nggak ada perasaan apa-apa sama Ricky, tapi kalo kamu bohong sama aku, aku malah berpikiran kamu suka dan jadian sama Ricky. Yang bikin aku kecewa sama kamu, selama ini kamu nggak pernah bohong dan nggak pernah nyembunyiin sesuatu dari aku, soalnya kamu tahu kan kalo aku juga nggak pernah bohong dan nyembunyiin sesuatu dari kamu, kita kan udah janji seperti itu kan Ann?” kataku
          “Maaf Maii.. kamu dengerin penjelasanku dulu, memang waktu itu Ricky nembak aku, tapi aku nggak nerima dia, demi persaanmu Maii..”ujar Anna
          “Ok..ok aku tahu maksudmu tapi itu semua percuma kalo kamu nggak bilang dari awal, dan kamu sudah terlanjur ngerusak kepercayaanku sama kamu.”kataku, kami terdiam dan sibuk dengan pikiran masing-masing. Kami memang butuh waktu sendir kali ini.

Bel tanda masukpun berbunyi.

                                                          ***

Esok harinya Anna tidak masuk sekolah, memang aku masih sakit hati sama aikap Anna kemarin, tetapi aku khawatir, perasaanku nggak enak, sudah hampir satu minggu Anna nggak masuk sekolah, dan nggak ada kabar tentangnya. Namun Ryan menghiburku kalau Anna pasti besok sudah masuk, akupun jadi sedikit lebih tenang. Sampai akhirnya Mamanya Anna, yaitu Tante Ira menelepon ku dan mengatakan bahwa Anna sedang di rawat di rumah sakit dan sekarang sedang dalam keadaan koma dan tak sadarkan diri, dan Anna sudah berulang kali mengigau dan menyebut namaku, itu sebabnya Tante Ira memintaku menjenguknya, mungkin akan ada kemajuan dengan.
Sepulang sekolah, aku menjenguk Anna dengan ditemani oleh Ryan. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, aku membayangkan apa yang di katakan oleh Tante Ira tadi, dan aku tidak berhenti menangis sambil menyalahkan diriku sendiri di dalam hati. Sesampai di rumah sakit, aku masih belum bisa menghentikan tangisku, aku sungguh keterlaluan dan keras kepala sama Anna, dan sepanjang perjalanan menuju kamar dimana Anna dirawat, Ryan menenangkanku sambil memelukku, aku sengaja membiarkannya karena entah mengapa aku merasa sedikit jauh lebih tenang. Ketika sampai di kamar dimana Anna dirawat, aku langsung menghampiri Anna yang terbujur lemah di kasur dan banyak selang yang terpasang di tubuh Anna, akupun mencium kedua pipinya penuh sayang, dan tanpa sengaja air mataku menetes di pipi Anna kemudian Anna menggerakkan jemarinya perlahan. Tante Ira menjelaskan bahwa kata dokter, Anna seperti ini karena kebanyakan fikiran, sehingga kanker otak yang dulu sempat membaik sekarang kambuh lagi. Kemudian terdengar pelan suara Anna memangil-manggil namaku, akupun menyahutinya dan berbisik memberinya semangat dan meminta maaf, karena aku terlalu keras kepala. Jemari Anna pun bergerak kembali, namun ia masih belum sadar. Setelah beberapa jam menunggu Anna di rumah sakit, kami putuskan untuk pulang dan berjanji akan menjenguknya kembali besok.
Dan esok harinya sepulang sekolah, aku di temani oleh Ryan pergi menjenguk Anna. Akupun kembali berbisik kepada Anna agar ia cepat sadar, karena aku sangat merindukan senyuman darinya, dan tanpa ku sadari air mataku membasahi tangannya, Anna menggerakkan jemarinya kembali secara perlahan, dan sedikit demi sedikit Anna pun mulai membuka matanya dan Tante Ira segera memanggil dokter untuk diperiksa keadaannya. Setelah beberapa menit Anna di periksa dan dokter mengajak keluar Tante Ira sepertinya ada hal serius yang ingin disampaikan oleh dokter. Akupun segera memeluk Anna, dan aku tak sanggup menahan air mataku yang jatuh dipelukan Anna. Kami meminta waktu untuk berbicara berdua saja kepada Tante Ira dan Ryan.
          “Maaf ya Ann.. aku udah bikin kamu menderita kayak gini, seharusnya kita nggak bertengkar kayak gini cuma gara-gara seorang cowok.”kataku
          “Aku yang seharusnya minta maaf itu Maii, aku bukan sahabat yang baik buat kamu…”kata Anna namun sebelum selesai melanjutkannya aku menghentikannya.
          “Ssstt.. nggak boleh ngomong gitu ah, kita kan udah sahabatan 10tahun, itu berarti kamu itu sahabatku yang paliiing baik bagiku.”kataku sambil tersenym pada Anna.
          “Maii.. kamu bener, sebenernya aku ada rasa sama Ricky,tapi begitu aku tahu kalo kamu ada rasa juga sama Ricky, jadi aku ngalah deh, waktu aku nolak dia aku nyesel banget, tapi aku jga nggak enak sama kamu Maii, maaf ya mai aku memang bukan sahabat yang baik buat kamu.”ujarnya
          “Udahlah Ann.. aku maklum kok kamu kan yang lebih kenal dulu dan lenih dekat sama Ricky, jadi nggak heran kalo kalian saling suka, kalian pasangan yang cocok kok, oya setelah kita bertengkar, aku jadi tahu kalo perasaanku ke Ricky itu cuma sebatas kagum saja, oya Ricky belum tahu kabarmu ya, aku suruh dia kesini aja yah.”kataku
          “Ya ampun Maii.. jangan-jangan, nggak usahlah.”kata Anna malu-malu
          “Udah deh..”kataku sambil menggodanya
 Nggak lam kemudian Ricky datang sambil membawa karangan bunga.
          “Assalamualaikum..”kata Ricky
          “Walaikumsalam..”jawab kami
          “Ya ampun Ann, kamu sakit apa kok bisa kayak gini sih, Ann kamu bener nggak mau berubah denagan jawabanmu waktu itu, aku bener-bener sayang sama kamu, kamu mau nggak jadi cewekku?”tanya Ricky
          “Maaf.. kayaknya.. aku.. nggak bisa deh.. aku nggak bisa deh kalo nggak nerima kamu.. hehehe..”kata Anna
          “Selamt ya.. semoga kalian langgeng nie”kataku kepada mereka. Aku ikut senang mereka bisa jadian, kemudian Ryan masuk sambil bawa minuman dan makanan buat kami.
          “Wah.. sayang banget kamu tadi nggak ngeliat mereka, sekarang mereka jadian Lho..”kataku pada Ryan.
          “Wuah.. selamat ya.. akhirnya jadian juga nih CLBK donk,”kata Ryan
          “Naah.. gimana kalo Ryan sama Maia aja biar sama-sama gitu deh.”kata Ricky
          “Iya nih Maii.. kenapa enggak?”kata Anna menggodaku
          “Apaan sih Ann..”kataku, pasti mukaku sekarang merh banget, nggak tahu kenpa aku kok akhir-akhir ini gara-gara Ryan sering ngehiburku, aku jadi ngerasa cocok sama dia, itu sebabnya tadi aku merasa tenang. Rupanya Ryan menanggapi serius,
          “Iya Maii.. bener kata Anna ma Ricky tuh, sebenernyaaku sudah suka sama kamu mulai SMP, tapi nggak berani ngomongnya, makanya sekarang akiu bilang sama kamu, aku sayang sama kamu, kamu mau ya jadi cewekku?”kata Ryan
Seketika itu juga aku ngerasa darahku mengalir deras, dan jantungku seperti mau copot, akhirnya akupun mengangguk dan tersenyum pada Ryan.
          “Ciyee.. akhirnya..”kata Anna dan Ricky.

                                                          ***

Keesokan harinya Anna sudah di perbolehkan pulang, dan esoknya ia kembali masuk sekolah setelah seminggu meninggalkan sekolah. Sejak saat itu setiap sebulan sekali Anna terapi ke dokter ditemani oleh Ricky, dan sudah hampir setahun, kabar gembiranya sih kata dokter kemungkinan Anna bisa sembuh seperti semula, asalkan tidak kebanyakan fikiran. Aku dan Anna berjanji bahwa masalahku dengan Anna tak kan terulang, namun jika terjadi kami tidak akan pernah mengorbankan persahabatan kami selama ini putus begitu saja hanya karena masalah yang sangat sepele. Karena seorang cowok bisa menjadi mantan pacar, namun tak pernah ada sahabat yang menjadi mantan sahabat. Sedangkan hubunganku dengan Ryan baik-baik saja, kami benar-benar saling menyayangi satu sama lain. Aku berharap bisa terus bersama dengan orang-orang yang ku sayangi, tidak hanya Ryan saja, namun keluargaku, Anna, dan semua teman-temanku. Amiieen..



Home | Lagu Gratis | Persebaya | Tips dan Trik | Cerpen

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar apapun tentang blog meupun artikel saya but no spam, no porn....oke my fren =)

Sebagian besar lagu yang ada di blog ini bersumber dari : www.gudanglagu.com

Iklan Baris