Cara Download

Klik judul lagu yang anda inginkan dan klik read more di setiap bagian bawah atau samping gambar, silahkan ambil lirik lagunya gratis hanya untuk Anda. Jika ingin melihat daftar lagu, lihat kolom arsip blog.

Minggu, 16 Mei 2010

Kisah Mita


Bruk!!
Nggak sampai sedetik setelah suara itu terdengar, Lidya, Aldi, dan Benny yang tengah berdiskusi mengenai PR yang dikumpulkan pagi ini langsung menoleh ke asal suara. Ketiganya melihat Mita yang langsung duduk sambil menopang dagu dengan kedua tangannya usai melemparkan tas ke atas meja yang ditempatinya bersama Denny.
Ketiganya sempat bengong beberapa saat hingga mereka terus menerus mengamati Mita dari deretan bangku di samping kanan deretan bangku yang ditempati Mita. Beberapa detik kemudian, ketiganya saling berpandangan dan dengan wajah yang seolah bertanya “Ada apa dengan Mita?”
Benny kemudian meminta Lidya dengan suara sangat pelan yang cukup jelas didengar oleh mereka bertiga untuk menanyakan pada Mita penyebab perilakunya barusan. Lidya pun ragu karena wajah Mita terlihat cukup ketus. Mereka bertiga pun sedikit berdebat sambil sesekali melihat ke arah Mita.
“Ngapain liat-liat?” bentak Mita kasar ketiga temannya tersebut hingga mereka langsung terdiam karena kaget.
Usai membentak teman-temannya, Mita melangkah keluar meninggalkan kelas. Untungnya di kelas hanya ada mereka berempat saja jadi tidak terlalu banyak orang yang bakal kena bentak Mita.
“Dia kenapa seh, rese amat?” tanya Benny agak sewot en dongkol setelah kepergian Mita, “Pagi-pagi udah main bentak aja!” lanjutnya.
“Barangkali dia lagi punya masalah,” ucap Lidya dan Aldibareng.
“Punya masalah?! Siapa yang punya masalah?!” tanya Erin, Yulia, dan Hilda serempak.
Tiba-tiba saja ketiga cewek tersebut datang menghampiri tempat Lidya, Aldi, dan Benny berada.
“Lho, kapan kalian dateng? Kok aku nggak liat ya?” tanya Lidya saat ketiganya tiba-tiba muncul dan bertanya.
“Iya, kalian lewat mana?” Aldi ikut bertanya.
“Ya seperti biasa, lewat pintu. Mau lewat mana lagi?” kata Benny rada ketus.
“Eh, ya siapa yang punya masalah?” tanya Erin sembari duduk di sebelah Lidya.
“Mita,” jawab Benny.
“Tapi masih kemungkinan,” ucap Aldi.
“Kemungkinan?!” suara Benny meninggi, “Orang jelas-jelas dia bentakin kita tanpa sebab gitu kamu katakan kemungkinan punya masalah?! Nehik!” lanjutnya sambil berapi-api.
“Mita ngebentak kalian?” tanya Hilda kaget.
Aldi mengangguk.
“Perasaan dia nggak pernah begitu deh ama kita semua,” ucap Erin.
“Yah, mungkin dia lagi punya masalah,” kata Yulia.
“Lho itukan omonganku!” kata Lidya dan Aldi serempak. Protes.
Sesaaat kemudian, keduanya berpandangan. Kaget dan heran.
“Duilah, dari tadi kok ngomong barengan terus,” ujar Benny, “Sendiri-sendiri kek, bosen neh dengernya.”
“Sehati kali,” tambah Hilda.
Langsung saja Benny menoleh ke arah Hilda dan memberikan tatapan ‘jangan bilang gitu’. Hilda pun jadi menyadari kesalahannya.
“Sori, sori, jangan marah ya, Rin!” pinta Hilda kemudian.
“Apa-apaan seh kamu ini?” tanya Erin sedikit salting. Padahal dia sedikit cemburu.
Mendengar omongan Hilda, semuanya langsung tanggap karena Hilda nggak ingin Erin salah paham dengan omongan Hilda. Kan Erin ama Aldi udah jadian.
Sepanjang pelajaran hari ini, Mita sering kena tegur guru-guru pengajar karena nggak menyimak pelajaran sama sekali bahkan dia dihukum ngerjain tugas dobel ama Bu Setya yang terkenal rada killer gara-gara nggak ngerjain PR Kimia.
Waktu istirahat, Mita kepergok merokok di pojok sekolah bareng enam cowok dari kelas I dan II! Dia pun digiring ke ruang BP bareng enam cowok tadi dan mereka mendapatkan ‘pencerahan jiwa’ selama dua jam!
Mita kembali ke kelas saat jam pelajaran terakhir berjalan 15 menit. Untungnya hari ini Bu Nani, guru pelajaran Sosiologi nggak masuk. Jadi dia nggak kena tegur lagi untuk kesepian kalinya.
“Mit, kamu kenapa sih kok gitu? Kamu ada masalah ya?” tanya Sita dengan suara lembut.
“Aku nggak kenapa-kenapa kok,” jawab Mita.
“Kalo nggak kenapa-kenapa, kok hari ini kamu aneh? Cerita donk, siapa tau kita bisa bantu,” pinta Sita.
“Iya, kita kan kawatir ama kamu,” kata Denny.
Mendengar perkataan Denny, Mita langsung terisak-isak dan nangis deh jadinya.
Melihat keadaan Mita yang demikian, langsung deh Erin merangkul Mita karena kebetulan si Erin lagi duduk di sebelah kanan Mita.
“Sudah. Sudah. Cup...cup...,” ucap Lidya ikut menenangkan Mita.
Untuk beberapa saat ganks terdiam. Masing-masing sibuk dengan pikirannya masing-masing karena mencoba menerka-nerka apa yang telah menimpa Mita.
“Affandi broken home,” ucap Mita setelah lama menangis sebelum kemudian tangisnya mereda.
Anggota ganks lainnya langsung tanggap kalo Mita ternyata mikirin Affandi, pacarnya yang udah jadian enam bulan lalu.
“Ortunya cerai sebulanyang lalu dan sejak itu dia jadi suka mabuk-mabukan bahkan...bahkan minggu kemaren aku...aku ngeliat dia lagi nyabu. Aku udah berkali-kali nasehatin dia tapi...tapi dia sama sekali nggak ngegubris aku,” cerita Mita sambil terisak-isak.
“Sudah deh, nggak usah dipikirin. Cowok macam gitu dipikirin, orang dia aja enggak mikirin kamu,” kata Karina membuat anggota ganks lainnya memasang mata dan menoleh ke arahnya kecuali Mita.
“Karina! Kalo ngomong pada tempatnya donk ah!” ucap Yulia.
“Iya, liat-liat situasi dulu,” tambah Denny.
“Iya, kamu ini terlalu jujur!” Benny ikutan komentar.
“Ini juga malah ikut-ikutan,” ucap Aldi.
“Karina bener kok,” ucap Mita tiba-tiba mengejutkan semuanya sambil membetulkan posisi duduknya.
Kontan aja teman-temannya pada ngeliatain dia.
“Aku sadar kalo omongan Karina bener dan pasti kalianjuga mengatakan hal yang sama di dalam hati kalian kan? Aku tau kalo karena aku lagi sedih makanya kalian nggak berani ngomong gitu. Iya kan?” kata Mita yang diakhiri dengan pertanyaan.
“Iya,” jawab Benny.
Langsung deh anggota lainnya kecuali Mita menoleh ke arah Benny.
“Lho, aku kan ngomong beneran,” kata Benny membela diri.
Anggota ganks lain langsung mengerutkan kening mereka kecuali Sita, Mita, dan Erin.
“Eh, sudah, sudah. Mendingan kita sekarang bantuin Mita nyelesain masalahnya,” ucap Sita bijak.
Anggota ganks lain, tentunya kecuali Mita langsung menganggukkan kepala tanda setuju.
Mulai hari itu, semua anggota ganks mikirin solusi yang tepat buat Affandi agar dia kembali seperti semula dan agar Mita nggak pusing mikirin dia lagi.
Dua bulan kemudian, si Affandi udah keliatan lebih baik keadaannya. Keliatannya di udah ngurangi kebiasaan mabuk dan nyabu deh. Tentunya si Mita jadi seneng banget. Demikian juga dengan teman-temannya.
Siang itu terlihat Affandi menggandeng tangan Mita menuju keluar sekolah alias nyeberang. Mereka mau pulang bareng, kan rumah mereka searah.
Setelah sampai di seberang jalan ternyata topi Affandi tertiup angin dan jatuh di tengah jalan. Jadi dia pun balik untuk mengambil topinya setelah sebelumnya tengok kanan kiri dulu, memastikan keadaan aman.
Tiba-tiba sebuah mobil dengan kecepatan tinggi melewati tempat itu. Mobil itu langsung menabrak Affandi tanpa ampun hingga Affandi terpental di belakang mobil itu. Dan parahnya, mobil itu nggak berhenti! Mobil itu terus melaju dengan kecepatan tinggi.
Mita yang menyaksikan peristiwa itu langsung pingsan setelah sebelumnya berteriak.
Begitu membuka mata, Mita melihat teman-temannya mengelilinginya. Demikian juga dengan bau obat-obatan, batin Mita. Mita segera mengenali tempat itu sebagai rumah sakit. Affandi?!
“Affandi mana?” tanya Mita.
“Ssstt...tenang dulu, Mit,” ucap Erin dan Sita menenangkan Mita.
“Affandi...Affandi mana? Mana dia? Apa dia baik-baik aja?” tanya Mita lagi.
“Mit...Affandi udah enggak ada,” jawab Tio.
‘Apa katamu?! Nggak. Nggak mungkin. Nggak mungkin! Enggaaakk!” kata Mita histeris sambil beranjak keluar kamar.
Langsung aja teman-temannya ikutan keluar kamar.
Sesaat kemudian, sebuah kereta yang membawa seseorang yang seluruh tubuhnya ditutupi dengan kain putih melintas di depan Mita. Mita segera menghentikannya dan meminta ijin pada para suster yang membawa kereta itu agar dia diperbolehkan untuk melihat sejenak.
Dan begitu dibuka...Mita langsung menangis. Itu adalah mayat Affandi!
Langsung Yulia merangkul Mita dan Mita pun kembali menangis di pelukan Yulia. Selanjutnya, para suster membawa Affandi pergi.
Jarum jam menunjukkan pukul 11.00 ketika Mita meninggalkan makam Affandi. Padahal pemakaman selesai hampir dua jam yang lalu.
Aku takkan melupakanmu, selamanya cuma kamu cowok terbaikku. Kalo aku punya pacar lagi nantinya, dia hanya akan mendapat sayangku karena cintaku hanya milikmu seorang. Semoga kamu tenang di sana. Amin. Batin Mita berkata dengan sedih.


0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar apapun tentang blog meupun artikel saya but no spam, no porn....oke my fren =)

Sebagian besar lagu yang ada di blog ini bersumber dari : www.gudanglagu.com

Iklan Baris