Cara Download

Klik judul lagu yang anda inginkan dan klik read more di setiap bagian bawah atau samping gambar, silahkan ambil lirik lagunya gratis hanya untuk Anda. Jika ingin melihat daftar lagu, lihat kolom arsip blog.

Senin, 17 Mei 2010

Perseteruan Terselubung


Hari itu terlihat Erin yang tengah asyik memandang sambil melamun ke arah lapangan basket tempat teman-teman cowok yang sekelas dengannya sedang bertanding basket di jam pelajaran olahraga.
            Sebenarnya matanya tertuju pada Aldi yang tengah men-drible bola. Dia melamun membayangkan Aldi tersenyum padanya. Waduh! Jangan-jangan pengen balik neh!
            “Rin, kamu kenapa?” tanya Hilda
            “Oh, eh, enggak. Aku nggak pa-pa kok,” jawab Erin gelagapan.
Ngelamunin apaan sih? Batin Hilda bertanya.
“Apanya yang enggak apa-apa? Orang kamu jelas-jelas ngelamun gitu malah bilang enggak pa-pa,” tembak Lidya langsung.
“Hayo..pasti ngelamunin cowok ya?” goda Mita.
“Enggak kok. Siapa yang ngelamunin Aldi?” sangkal Erin.
Hah?! Aldi?!
Hilda, Lidya, Mita, dan Sita kaget. Mereka saling berpandangan satu sama lain. Berarti...
“Rin...Mita kan enggak nyebut nama Aldi. Kok kamu bisa bilang kalo yang Mita maksud itu Aldi?” tanya Hilda hati-hati.
Ups! Erin kaget. Jadi salting deh.
“Udah, tenang aja. Nggak perlu salting gitu. Kaya ama siapa aja. Kalo kamu masih ada rasa ama dia ya kita enggak masalah. Malah seneng banget,” kata Sita.
“Apaan sih kalian ini? Jangan ngaco deh!” Erin tetap menyangkal.
“Iya deh kalo nggak mau ngaku,” ucap Mita.
Erin terdiam. Dia tetap nggak mau mengakui kalo dia masih ada rasa ama Aldi. Dia nggak pengen memberikan harapan ke Aldi karena kalo itu cowok sampai tahu ntar malah pengen balik. Kan Aldi jelas-jelas menunjukkan kalau dia masih ada rasa ama Erin.
Erin sendiri masih belum ada pikiran untuk balik lagi ama Aldi tapi dia ingin punya hubungan yang akrab ama Aldi seperti dulu. Tapi dia belum tahu bagaimana cara mewujudkan keinginannya itu.
Ketika Erin, Mita, Sita, Hilda, dan Lidya kembali ke kelas usai mengganti pakaian olahraga dengan seragam sekolah, mereka melihat suasana kelas menjadi heboh.  Kenapa? Karena ada pengumuman tentang berbagai macam lomba yang akan diselenggarakan dalam rangka menyambut ulang tahun sekolah. Salah satu lomba yang diselenggarakan adalah pangeran dan putri sekolah.
Gara-gara lomba yang satu itu, Aldi kena getahnya karena hampir semua teman sekelas menunjuknya untuk menjadi wakil dalam lomba tersebut. Sedangkan pasangannya, mereka memilih Erin.
Kontan aja, Erin yang baru datang dan mengetahui hal itujadi gelagapan dan sedikit marah. Dia pun menolak usul teman-temannya dengan alasan dia nggak punya percaya diri yang tinggi dan nggak suka ikutan lomba semacam itu. Dia pun segera menyebutkan nama-nama teman-teman sekelas yang dirasanya cocok untuk menemani Aldi menjadi wakil kelas.
Tapi sayang, beberapa teman-teman sekelasnya nggak setuju. Dan terjadilah perdebatan kecil di kelas. Akhirnya, Sita sebagai ketua kelas segera menghentikan perdebatan itu. Dia pun meminta Aldi untuk mencari sendiri pasangannya agar lebih nyaman mengikuti lomba. Pada awalnya hampir semua warga kelas I-3 menolak tapi setelah dipertimbangkan dengan baik, mereka pun setuju. Keputusan dibuat. Aldi akan mengikuti lomba pangeran dan putri untuk mewakili kelas mereka. Sedangkan pasangannya, Aldi harus mencari sendiri. Aldi protes tapi rupanya teman-temannya nggak menggubrisnya. Duh, kasian banget.
“Eh, menurut kalian, Aldi bakal milih aku nggak ya?” tanya Yulia pada Karina, Denny, dan Nina di sela-sela pelajaran.
Karina, Denny, dan Nina terdiam. Ehm...rasanya enggak mungkin deh. Batin mereka sambil memandangi Yulia dengan seksama dari ujung rambut hingga ujung kaki. Tapi tentunya mereka enggak akan memandangi Yulia dengan cara heboh tetapi dengan cara yang enggak kentara gitu lah.
“Kamu coba aja tanya ama Aldi. Siapa tau dia mau nerima kamu jadi pasangannya di lomba itu,” saran Nina.
“Iya, ntar kamu kan bisa deket ama dia,” tambah Denny.
“Tapi kalo dia enggak mau gimana?” tanya Yulia lagi.
“Ya udah, kamu nggak bisa maksa dia kan?” komentar Karina.
“Iya sih...tapi aku pengen banget jadi pasangannya,” kata Yulia.
“Ya, kalo gitu kamu harus berusaha donk. Ntar siang kamu coba tanya aja ama dia kan dia belum nentuin siapa pasangannya. Nah siapa tau kamu yang kepilih,” saran Denny.
“Eh, rasanya jangan ntar siang deh. Mending besok aja. Soalnya dia keliatan bingung tuh,” kata Karina sambil memandang ke arah Aldi.
Yulia, Denny, dan Nina memandang ke arah Aldi bersama-sama. Mereka mendapati Aldi tengah bermanyun ria. Wajahnya terlihat sebal. Tangannya sedang asyik mencorat-coret halaman buku di depannya dan matanya terpaku pada coretan itu. Sebenarnya bukan pada coretan itu, tapi matanya menerawang. Ya, ngelamun gitu.
“Iya, ya. Mending besok aja,” ucap Yulia.
Hemmm...rasanya Yulia juga punya rasa khusus pada Aldi. Dia ingin memanfaatkan lomba itu agar bisa lebih dekat dengan Aldi. Bisa enggak ya????
Sementara itu...
“Udah deh, mending kamu terima aja usul temen-temen. Kan enak bisa deket lagi ama Aldi,” saran Sita.
“Iya, ntar kalo enggak bakal disamber orang lain lho!” ucap Lidya.
“Iya, lagi pula kamu kan masih suka ama dia,” tambah Hilda.
“Apaan sih kalian ini!” sangkal Erin.
“Gitu deh, nyangkal terus. Kalo gini ya mending Aldi nyari orang laen aja,” komentar Mita.
“Lho jangan!” seru Erin tiba-tiba.
UPS! Erin langsung menutup mulut dengan kedua tangannya. Detik berikutnya dia salting deh.
“Udah deh, terima aja. Ntar aku yang ngomong ama Aldi,” kata Sita.
“Jangan, Sita,” kata Erin.
“Kenapa?” tanya Hilda dan Lidya bareng.
“Aku...aku malu ikut lomba begituan,” jawab Erin.
“Aduh, ntar aku ajarin deh,” kata Mita.
“Tapi, Mit, bukan cuma itu. Aku enggak enak ama Aldi. Aku...aku memang masih ada rasa ama dia tapi aku enggak pengen balik,” jelas Erin.
“Aduh, kamu ini membingungkan banget,” komentar Lidya.
“Kamu yakin enggak mau jadi pasangannya Aldi di lomba itu?” tanya Sita.
Erin mengangguk pelan dengan ragu.
Sita, Mita, Hilda, dan Lidya memandang Erin dengan tatapan gemas. Mereka juga sebal dengan sikap Erin yang plin-plan mengenai Aldi. Tapi mereka cuma bisa diam enggak memberikan tanggapan yang pada akhirnya akan sia-sia saja karena Erin orangnya memang demikian. Suka bingung dengan sikapnya terhadap Aldi.
Keesokan harinya, Yulia mendekati Aldi dengan segenap keberaniannya untuk menjadi pasangan Aldi dalam lomba pangeran dan putri sekolah. Tapi sebelumnya dia menanyakan pada Aldi apa Aldi udah punya pilihan atau belum.
Yulia sangat senang tatkala mengetahui Aldi belum punya pilihan tapi kemudian dia menjadi sedih sewaktu Aldi memintanya untuk mencarikan penggantinya untuk mengikuti lomba itu. Yulia pun segera membujuk Aldi agar tetap mengikuti lomba itu dengan alasan Aldi melakukan itu demi kepentingan kelas karena apabila tidak ikut maka kelas akan didenda.
Perkataan Yulia membuat Aldi berpikir ulang. Dia sadar kalau dia enggak boleh egois tapi dia juga sebal terhadap teman-temannya yang lain yang seenaknya memilihnya tanpa persetujuannya.

Aldi mengucapkan terima kasih pada Yulia yang sudah mengingatkannya akan hal itu. Yulia pun jadi merasa melambung tinggi dibuatnya. Dia pun akhirnya lupa untuk mengajukan diri sebagai pasangan Aldi.
Siang menjelang sore...
“Ya udah, kamu pilih Erin aja!” usul Tio pada Aldi ketika keduanya bersama Sita, Mita, dan Tio di kantin sekolah.
“Tapi apa dia bakal mau?” tanya Aldi.
“Ya enggak mau, kamu pilih yang lain aja,” saran Sita.
“Eh, Hilda kan cocok juga tuh,” usul Benny.
“Jangan. Dia kan deket ama Erin. Pasti dia enggak mau karena bakal enggak enak ama Erin,” kata Mita.
“Ya, udah. Sita aja kalo gitu,” ucap Benny.
“Lho, kok aku?” tanya Sita kaget.
“Ya, siapa lagi? Kan yang lainnya pada enggak mau dan enggak bisa. Lagipula kamu kan enggak ikut lomba apapun,” jelas Benny.
“Iya, Benny bener,” dukung Mita.
“Setuju kan kalian berdua?” tanya Tio pada Sita dan Aldi.
Sejenak keduanya berpandangan. Lalu menggeleng secara bersamaan.
“Aduh, kalian ini gimana sih? Lombanya kan udah tinggal minggu depan,” kata Benny.
“Aku enggak suka ikut lomba begituan. Lagipula, aku juga harus nge-handle teman-teman yang lain yang ikut lomba lain,” jelas Sita.
“Ya udah, kamu aja, Mit,” ucap Tio.
“Lho, kok aku? Aku kan kurang tinggi ntar malah enggak seimbang ama Aldi,” kata Mita.
“Aduh, gimana donk???” tanya Benny dan Tio bareng.
“Hai, ngapain kalian kok pada belum pulang?” sapa Lidya yang tiba-tiba muncul.
Aldi, Benny, Tio, Mita, dan Sita langsung memandang ke arah Lidya. Sejenak mereka terdiam tapi tiba-tiba...
“Ah, Lidya aja!” seru mereka serempak.
Lidya hanya bengong melihat teman-temannya.
Minggu perlombaan telah tiba. Semua warga seolah menyambut dengan meriah. Beberapa lomba pun digelar bergantian sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Kini tibalah saatnya untuk hari terakhir perlombaan. Pada hari terakhir perlombaan akan diumumkan para pemenang dari lomba-lomba sebelumnya dan juga penyelenggaraan lomba pangeran dan putri sekolah yang diselenggarakan terakhir sebagai lomba puncak.
Ketika lomba pangeran dan putri digelar, semua warga sekolah yang tidak ikut lomba sangat antusias menyaksikannya. Tiap pasangan peserta dipanggil secara bergantian. Ketika tiba giliran kelas I-3, beberapa warga kelas itu terkejut. Kenapa?
Ternyata Lusi dan Tio yang menjadi wakil mereka dalam lomba itu. Lho kok? Ternyata Aldi mengundurkan diri sebagai wakil dalam lomba itu karena dia bingung dalam menentukan pasangannya. Sebenarnya sih, dia enggak tau mau milih siapa. Sedangkan Lidya yang tempo hari sempat dipilih beberapa teman se-ganknya juga menolak dengan alasan udah ikut lomba voli.
Memang sih Lusi dan Tio enggak keluar sebagai juara utama tapi mereka juga menjadi juara untuk kategori lain yaitu juara favorit. Dengan demikian, warga kelas I-3 pun jadi senang.


Home | Lagu Gratis | Persebaya | Tips dan Trik | Cerpen

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar apapun tentang blog meupun artikel saya but no spam, no porn....oke my fren =)

Sebagian besar lagu yang ada di blog ini bersumber dari : www.gudanglagu.com

Iklan Baris