Cara Download

Klik judul lagu yang anda inginkan dan klik read more di setiap bagian bawah atau samping gambar, silahkan ambil lirik lagunya gratis hanya untuk Anda. Jika ingin melihat daftar lagu, lihat kolom arsip blog.

Senin, 17 Mei 2010

Arti Persahabatan


Tok… tok… tok…
“ Non, bangun sudah pagi!” kata si bibi membangunkan Cha – Cha.
“ Iya bik, sebentar lagi.” Kata Cha – Cha menjawab ucap bibi.
Seperti biasanya, Cha – Cha selalu aja bilang sebentar lagi. Sepertinya matanya sulit untuk di buka. Tapi sudah 15 menit, Cha – Cha belum juga beranjak dari tempat tidurnya. Akhirnya,mamajuga yang harus bertindak.
            “ Cha – Cha…… sudah besar kok gak bisa bangun sendiri ? mau sampai kapan harus mama yang ngebangunin .” oceh mama sambil membuka gorden yang ada dalam kamar Cha – Cha.
            “ Adow, ma! Silau nec!” kesal Cha – Cha.
            “ Ayo, bangun! Sudah jam berapa nec? Kamu sekolah enggak?”
Akhirnya Cha – Cha menuruti semua kemauan mamanya. Ia segera beranjak dari tempat tidurnya dan langsung menuju ke kamar mandi. Setelah itu, ia mempersiapkan semua keperluan sekolahnya. Setelah selesai, ia menuju ke ruang makan untuk menemui mama dan papanya.
            “ Pagi Pa, pagi Ma!” Cha – Cha berangkat dulu ya!” kata Cha – Cha pada kedua orangtuanya.
            “ Lho, Cha? Enggak sarapan dulu, entar maagmu kambuh loh.” Nasehat papa pada Cha – Cha.
            “ Enggak ah, pa!! Cha – Cha sudah telat nec, ntar Cha – Cha makan di sekolah aja!” bujuk Cha – Cha pda papanya.
            “ Dada…. Papa, dada…. Mama! Cha – Cha berangkat dulu ya! Assalmualaikum.”
            “ waalaikumsalam, hati – hati ya, nak! Jangan ngebut – ngebut!” nasehat mama
Kata – kata itu selalu diucapkan mama pada saat Cha – Cha mau berangkat ke sekolah.
            “ Ah, mama! Kalau enggak ngebut, mana bisa sampai ke sekolah tepat waktu!” gumam Cha – Cha dalam hati.
Itulah Cha – Cha, selalu aja tidak menuruti perkataan mamanya. Ia tetap melaju dengan kencang, meskipun mamanya melarangnya. Habis mau gimana lagi, jika ia terlambat, pasti ia dimarahi sama kedua orang tuannya. Karena, ini semua kan memang salah Cha – Cha. Ia enggak bisa bangun lebih awal dan selalu aja bangunya kesiangan. Waktu itu juga, dia pernah terlambat dan pintu gerbangnya sudah di tutup. Sesampinyai rumah, ia langsung di marahi sama mama dan papanya. Ia tidak mau mengulangi kesalahan yang seperti itu lagi.
            “ Waduw…. Sudah jam berapa ini! Aku harus lebih cepat lagi.” kata Cha – Cha dengan cemas.
            “ Akhirnya, sampai juga! Waduw, pintunya! Pak… tunggu jangan di tutup dulu.” Teriak Cha – Cha pada pak satpam.
            “ Ayo, cepat!! ini sudah bel.” Kata pak satpam memberi tahu Cha – Cha.
            “ Makasih, pak!” kata Cha – Cha
 Cha – Cha langsung aja memakirkan motornya di tempat parkir dan masuk ke kelasnya, yaitu kelas matematika. Pelajaran matematika ini merupakan pelajaran yang paling melelahkan bagi Cha – Cha. Gimana enggak? Soalnya, ibu matematika ini (begitu Cha – Cha memanggil namanya, habis namanya susah sih) selalu memberi tugas pada murid – muridnya yang harus selesai dalam waktu 1 hari. Meskipun, tugasnya berkelompok, tapi kalau dalam waktu 1 hari, itukan melelahkan. Tapi seperti biasa, Cha – Cha berkelompok dengan kawan – kawan akrabnya, itu karena untuk memudahkan mereka mengerjakan tugas matematika yang menumpuk. Maka dari itu, guru matematika mereka menyuruh muridnya untuk tidak mengganti – ganti personal dalam kelompok. Kelompok Cha - Cha di beri nama “ DUETIS”, yang artinya kewajiban mereka untuk menyelesaikan tugas – tugas mereka.
Pelajaran terus berlangsung.pelajaran demi pelajaran telah di lewati Cha – Cha. Dan akhirnya, bel pulang pun berbunyi. Semua murid keluar dari kelas masing – masing.
            “ Guys,gimana tugas matematika kita! Mau di kerjakan di rumah sapa?” Tanya Cha – Cha pada teman – temanya.
            “ Ya, seperti biasalah. Mau di mana lagi, kalau enggak di rumahnya Ara!” jawab Ayka, salah satu teman Cha – Cha.
            “ Beneran nec, di rumahku?” Tanya Ara kurang jelas.
            “ Ya iya lah,,,,” jawab Imi meyakinkan Ara.
            “ Kalau gitu, tunggu apa lagi. Ayo, berangkat!” ajak Cha – Cha pada teman – temanya.
            “ Eits,, tunggu dulu. Kita enggak perlu beli bahannya tha?” kata Iin mengingatkan teman – temannya.
            “ Okey deh, sekarang kita beli dulu bahannya di toko “ LESTARI”, setelah itu, kita langsung ke rumahnya Ara.” Nare memberi saran.
Mereka berenam pun berangkat ke toko “LESTARI” untuk mencari bahan – bahan yang di perlukan. Di tengah perjalanan, mereka bertemu seorang gembala kambing yang sedang menggiring kambingnya. Dan tiba – tiba saja, kambing penggembala itu berlari mengejar mereka. Mereka pun ketakutan. Mereka semua seperti mengikuti lomba lari maraton. Untung saja di dekat situ ada sebuah rumah, jadi mereka bisa bersembunyi di situ. Kambing – kambing itu pun terus berlari entah ke mana.yang penting sudah tidak mengejar mereka lagi.
            “ Uhhh…. untung saja ada rumah di sini, jadi kita bisa terbebas dari kambing – kmbing jelek itu.” kesal Cha – Cha.
            “ Ayo, kita lanjutkan perjalanan kita.” Ajak Imi kepada teman – temannya.
            “ Ayo, kawan keburu sore!” kata Iin mengingatkan kawan – kawannya.
Setelah melewati rintangan itu, mereka terus berjalan menuju ke toko “ LESTARI”. Dan akhirnya, mereka pun sampai di tempat tujuan. Di toko itu, mereka membeli semua bahan – bahan yang mereka perlukan. Di toko itu, hargannya tidak terlalu mahal dam mendapat diskon bagi pembeli yang membeli banyak. Oleh karena itu, toko itu di minati oleh siswa/i di sekolah Cha – Cha.
            “ Akhirnya, selesai juga kita beli bahan – bahan ini.” Kara Nare
            “ Bahan – bahannya kan sudah dibeli, sekarang lebih baik kita pulang dulu. Kita pamit dulu sama orang tua masing – masing. Setelah itu, kita ke rumah Ara jam 4 sore, gimana?” saran Imi
            “ Setuju aku, daripada kalian semua dikhawatirin, lebih baik kalian pamit dulu. Baru setelah itu kalian semua ke rumahku jam 4sore!” kata Ara menyetujui permintaan Ayka.
Mereka semua pun pulang ke rumah masing – masing untuk istirahat. Sementara Cha – Cha masih di sekolah untuk membeli es camcao kesukaannya. Setelah itu, baru deh Cha – Cha mengambil sepedannya ditempat parkir, lalu melaju dengan cepat menuju ke rumahnya.
Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, dan Cha – Cha terlambat bangun.
            “ Oh no,,, jam barapa ini? Aku kan harus ke rumahnya Ara, aku harus siap – siap sekarang.” Kata Cha – Cha.
Cha – Cha pun beranjak dari tempat tidurnya dan langsung siap – siap. Untung saja, rumah Cha – Cha dan Ara tidak terlalu jauh, jadi bisa sampai kira – kira dalam waktu 5 menit.
            “ Waduh,, maaf ya teman – teman. Aku telat bangun. Siapa yang belumdatang?” Tanya Cha – Cha kepada teman – temannya.
            “ Kamu ini, selalu aja begitu. Kamu itu seharusnya menyontoh kelakuan Ara, Ara aja enggak telat kayak kamu, dia sudah datang dari tadi.” Kata Iin
            “ Ya iya la, ini kan rumahnya sendiri. Mana mungkin dia bisa telat dating ke sini.” Sahut Cha – Cha kesal melihat kejayusan temannya itu.
            “ Eee, kalian ngomong apaan sih, liat tuh Ara jadi bengong gitu, dia enggak tau maksud kalian.” Kata Ayka mengingatkan, kalau Ara ternyata dari tadi bengong aja, enggak tau apa maksud dari Cha – Cha dan Iin.
Mereka pun, mulai membagi tugas sesuai dengan kemampuan mereka dan mengerjakannya dengan serius tapi santai. Walaupun, mereka mengerjakan tugas masing – masing dengan serius, tapi mereka masih bisa bercanda dan mengobrol, karena agar dapat mengerjakan tugas dengan santai dan tidak menegangkan. Setelah satu jam berlangsung, tiba – tiba Ara ingat kalau ternyata Nera belum juga datang. Dan bertanya kepada teman – temannya.
            “ Kalian sadar enggak sih, siapa di antara kelompok kita yang belum datang ke sini?” Tanya Ara pada teman – temannya.
Mereka semua pun, saling berpandang – pandangan. Dan tiba – tiba saja Imi berkata:
            “ Aku tau, siapa di antara kelompok kita yang belum datang. Dia itu adalah Nera!”
Semua pun terbengong dan setuju dengan jawabannya Imi. Karena ternyata Nera belum juga datang sampai saat ini.
            “ Oh my gad,, ke mana anak itu?” kata Iin panic.
            “ Gimana kalau kita telepon dia.” Kata Cha – Cha memberi usul kepada teman – temannya.
            “ Oke, bos.” Kara Ara.
Ara pun  segera menuju ke ruang tengah untuk menelepon ke hpnya Nera dan ternyata hpnya pun tidak aktif. Karena hpnya tidak aktif, maka Ara pun menelepon ke rumahnya.
            “ Hallo Neranya ada?” kata Ara kepada yang menerima telepon.
            “ Kak Neranya lagi tidur.” Jawab si penerima yang ternyata adiknya Nera.
            “ Oooo… kalau sudah bangun suruh telepon kak Ara ya?” perintah Ara pada adiknya Nera.
            “ Iya kak, nanti aku sampaikan sama kak Nera.” Jawab adiknya Nera, menyanggupi perintah Ara.
Ara pun menutup teleponnya dan langsung menghampiri teman – temannya yang dari tadi nunggu di ruang tamu. Dan segera memberi tahu tentang percakapannya dengan adiknya Nera.
            “Guys, Nera sedang tidur, mangkannya dia enggak bisa ke sini, katannya adiknya sih.” Kata Ara menerangkan pada teman – temannya.
            “ Kug, enggak kayak biasannya ya, dia lupa sama janjiannya untuk ke sini mengerjakan tugas. Biasannya dia kan yang paling semangat.” Kata Cha – Cha
            “ Ya, mungkin dia kecapekan kali.” Kata Ayka
            “ Mudah – mudahan aja. Kalo begitu kita besok kasih dia tugas aja, tugas yang belum selesai hari ini, gimana? Tapi kita juga harus Bantu dia.” Kata Iin memberikan usul.
            “ Setuju!!!” kata Cha – Cha, Ara, Ayka, Imi serempak
Setelah selesai bercakap – cakap dan membahas soal Nera, mereka semua melanjutkan pekerjaan mereka. Jam menujukkan pukul 17.30, dan waktunnya mereka untuk pulang ke rumah masing – masing. Keesokan harinya, ketika Cha – Cha hendak memakirkan sepeda motornya di tempat parkir, ia sepertinya melihat Nera di tempat parkir. Tapi, entah kenapa, Cha – Cha tidak mau menghampiri Nera dan langsung aja masuk ke aula. Sesampainnya di aula, banyak siswi yang bergerombol. Dan Cha – Cha pun bertanya kepada salah satu temannya, Ninda.
            “ Nin, pada kenapa sih? Kok rame banget!!” Tanya Cha – Cha pada Ninda.
            “ Mangnya kamu enggak tau ya?” Tanya balik Ninda pada Cha – Cha.
            “ Ya enggak tau lah. Aku kan baru aja sampai sekolah. Gimana sih kamu ini!” Jawab Cha – Cha
            “ Katanya anak – anak sih ada kebakaran di jalan Karang Pilang. Dan korbannya itu siswi sini, anak kelas 2 dan 3. salah satu dari mereka kan teman sekelas kamu, namanya Nera,” kata Ninda menjawab pertanyaan Cha – Cha.
            “Jangan ngawur tha…” kata Cha – Cha setengah tidak percaya.
Setelah membalas omongan Ninda, Cha – Cha langsung meninggalkan Ninda dan langsung masuk kelas. Tapi, ketika sampai di kelas, ia melihat teman – teman sekelasnya pada menangis semua. Ternyata berita itu sudah tersebar di mana. Tapi Cha – Cha masih tidak percaya, karena belum adanya bukti yang menyatakan kalau Nera itu sudak tidak ada lagi.
            “ Sudahlah guys,,, jangan terlarut dalam kesedihan begitu.” Kata Cha – Cha
            “ Gimana enggak sedih, Nera sudah enggak ada lagi.” Sahut Ayka
            “ Tapi kita kan belum punya bukti.” Kata Cha – Cha
            “ Tapi, emang bener, kalau di jalan Karang Pilang itu ada kebakaran besar dan korbannya banyak yang enggak selamat.” Kata Ayka menjelaskan
            “ Tapi kan belum tentu Nera yang meninggal….” Kata Cha – Cha masih enggak percaya
            “ Sudahlah, kalian ini gimana sih. Jangan berantem tha!! Kita tunggu aja kabar selanjutnya dari Ersy. Dia mau ke sana sama pak Abe,” Kata Ara menasehati kedua sahabatnya itu
Setelah beberapa jam menunggu kabar tentang itu, akhirnya Ersy datang juga dan membawa kabar yang tidak enak didengarnya. Dan ternyata berita tadi pagi itu emang benar. Kebakaran itu disebabkan, karena kesalahan dari salah satu pegawai di tokonya, menurut penduduk sekitar. Nera memang mempunyai toko spring bed di daerah Karang Pilang. Karena kesalahan pegawainya itu, akhirnya api itu malah mengenai spon – spon yang ada di gudang toko itu, sehingga membuat api semakin membesar dan membakar habis toko itu beserta isinya dan juga membakar habis rumah Nera yang letaknya di belakang tokonya Nera.
Setelah mendengar berita itu, Cha – Cha dan teman – temannya yang lain histeris dan mereka semua nangis. Dan kemudian Ersy pun berkata:
            “ Teman – teman,ayo kita mendoakan Nera dan keluargannya.”
Dan mereka semua pun berdoa untuk Nera sekeluarga. Doa itu pun dilanjutkan selama 7 hari berturut – turut. Meskipun tidak dapat menerima kemyataan ini, tapi Cha – Cha dan teman – teman yang lain harus menerima kenyataan ini dan mengiklaskannya, meskipun berat untuk menerima kenyataan ini.
            “ Sudahlah guys, kita harus merelakan kepergiannya.” Kata       Iin menasehati temannya – temanya.
            “ Kita berdoa untuknya saja.” Tambah Iin
Meskipun sulit untuk itu, tapi mereka tetap akan berusaha untuk merelakannya, bukan untuk melupakannya. Setelah beberapa bulan berlanjut, kehidupan Cha – Cha, Iin, Imi, Ayka, Ara normal kembali. Mereka mulai merelakan Nera, teman – teman yang lain juga seperti itu.
..The End..

Home | Lagu Gratis | Persebaya | Tips dan Trik | Cerpen

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar apapun tentang blog meupun artikel saya but no spam, no porn....oke my fren =)

Sebagian besar lagu yang ada di blog ini bersumber dari : www.gudanglagu.com

Iklan Baris