Cara Download

Klik judul lagu yang anda inginkan dan klik read more di setiap bagian bawah atau samping gambar, silahkan ambil lirik lagunya gratis hanya untuk Anda. Jika ingin melihat daftar lagu, lihat kolom arsip blog.

Selasa, 18 Mei 2010

Mukjizat


             Pak Andika adalah seorang pengusaha yang merintis karir perbankan sejak 23 tahun, taman S1 jurusan ekonomi, ia langsung meniti karirnya tersebut. Beliau lahir dan dibesarkan di keluarga disiplin dan mapan, namun sangat menerapkan kesederhanaan. Untuk meniti karir perbankan tersebut tidaklah mudah. Jatuh bangun perusahaannya tak jarang membuatnya pusing tujuh keliling.
Masalah demi masalah pun selalu menjeratnya, namun Pak Andika tidak putus asa, dan gigih untuk kembali sesuai apa yang diharapkannya. Sebagai penyegar otak dan fisiknya, beliau berlibur ke Bali bersama istri dan anaknya yang masih kecil berumur 1 tahun.
Minggu sore Pak Andika sekeluarga pergi meninggalkan kota Surabaya menuju kota Banyuwangi. Tengah malam telah datang mengiringi perjalanan mereka sekeluarga. Malam telah menampakkan wujudnya. Satu per satu bintang telah menunjukkan gemerlapnya, langit bertambah kelam, gelap dan mengerikan. Namun mobil mereka tetap melaju menerobos keheningan dan kegelapan malam.
Beberapa saat kemudian suasana tidak lagi menjadi hening, ketika sebuah truk menabrak mobil Pak Andika sekeluarga.
Suasana lokasi yang tadinya hening, menjadi ramai dan menjadi ajang tontonan masyarakat sekitar. Atas laporan warga setempat, beberapa saat kemudian aparat kepolisian dan pihak rumah sakit menghampiri TKP (tempat kejadian perkara), aparat kepolisian langsung menggiring supir truk menjadi tersangka kecelakaan tersebut, dia diduga sedang mabuk berat, secara bergegas, para suster langsung memberikan pertolongan, saat di mobil Ambulans perjalanan menuju rumah sakit, naas istri Pak Andika meninggal. Sedangkan Pak Andika dan bayinya tertolong.
Beberapa minggu kemudian, Pak Andika dan bayinya yang bernama Icha Putri Andika. Suatu keajaiban bagi Icha, bayi yang masih berumur dini dapat bertahan dalam tragedi tabrakan tersebut.
Pak Andika depresi berat atas tragedi yang telah menewaskan istri yang sangat dicintainya yang sudah menjadi soulmate dikehidupannya. Depresi Pak Andika kambuh setiap mendengar tangisan dan jeritan Icha yang mengiris hatinya, Pak Andika tidak tahan dan tidak sanggup harus mengurus dan mendengarkan tangisan Icha. Pada malam tiba, tanpa sepengetahuan siapapun, Pak Andika pergi bergegas membawa bayinya yang sedang tidur, dan meletakkan disemak-semak yang dekat dengan Perumahan Galaxy Resident, yang merupakan perumahan elit, Pak Andika membuang bayinya di dekat perumahan tersebut, agar ada orang kaya yang mau merawat anaknya tersebut.
Sang kakek merasa kecewa dan terpukul saat mengetahui bahwa cucu tersayangnya dibuang oleh Pak Andika. Tak lama kemudian, Icha ditemukan oleh seorang pedagang nasi goreng saat hendak beristirahat di sekitar semak-semak tempat dibuangnya Icha tersebut. Karena pedagang nasi goreng yang bernama Pak Ary tersebut bayinya meninggal 1 minggu yang lalu, dia bermaksud untuk mengambil bayi tersebut dan menggunakan akte anaknya yang telah meninggal yang bernama Amanda Susanti.
Pak Ary pulang dengan senyum girang dan bahagia, padahal dagangannya hari ini tidak laku keras. Tetapi Pak Ary bahagia karena kedatangan bayi itu dikehidupannya. Istrinya yang bernama Bu Chyka pun bahagia atas kedatangan bayi tersebut, mereka akan menyayangi Icha seperti mereka menyayangi Amanda yang sudah bahagia di surga.
Manda tumbuh menjadi gadis kecil yang cantik, cerdas, berbakat dan disiplin. Sejak TK, Manda sudah menjadi murid kesayangan gurunya karena kecerdasannya, namun tak sedikit teman-teman Manda yang membencinya. Teman-temannya selalu mengejek Manda yang berasal dari keluarga tidak mampu, dan mereka selalu menghina karena mempunyai toh di telinga kanannya. Namun ejekan mereka tidak pernah dihiraukan Manda.
Saat SD, Manda menjadi murid kebanggaan sekolahnya tersebut, dan dia bisa dikatakan Queen in School. Saat menginjak SLTP, kebiasaan teman-teman mengejek Manda tidak usai, namun karena Manda sudah biasa terhadap ejekan-ejekan, ia menjadi tegar kuat mental dan kuat hati.
Manda mengikuti lomba speaking bahasa Jerman dan ia harus menghadapi murid yang bernama Marsela Candra Wati. Atas kegigihan Manda dalam bersaing, akhirnya Manda menjuarai perlombaan bahasa Jerman tersebut dan mendapatkan sebuah tropy dan sejumlah uang.
Manda juga pernah memenangkan lomba fisika yang diadakan SMP dan SMA se-Indonesia. Karena prestasi Manda yang begitu gemilang, Manda mendapat tawaran dari Kepala Sekolah Ciputra, agar ia bersekolah di SMA tersebut.
Ujian Akhir Semester sudah didepan mata, Icha pun mempersiapkan diri menghadapi ujian tersebut dengan belajar tekun, sholat 5 waktu, sholat malam, sholat dhuha, berpuasa. Ia lakukan semua itu agar ia dapat lulus dan tidak mengecewakan kedua orang tuanya.
Senin pagi tanggal 24 April 2007, kakinya melangkah dengan semangat ke tempat tujuan dilaksanakannya UAN, dan siap menjawab soal-soal rumit yang akan menentukan nilai kelulusannya. UNAS diadakan 3 hari, dalam pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Selang 2 minggu nilai UAN sudah diumumkan, nilai rata-rata UAN Manda berkisar antara 9,10 – 9,50. Tidak sia-sia pengorbanan Manda selama ini agar mendapatkan nilai yang memuaskan dan mengagumkan.
ï ï ï
 “Tok … tok … tok, assalamu’alaikum,” terdengar bunyi ketukan pintu dari arah luar dan suara seorang pria.
Ada apa, Pak?” ujar ayah Manda.
“Manda ada, Pak?” tanya pria yang tubuhnya dibalut oleh jas abu-abu, pria yang sedikit renta itu adalah pemilik SMA Ciputra yang bernama Haris Bagus Harianto.
“Bapak ini siapa ya?” tanya Pak Ary dengan raut wajah sedikit bingung.
“Saya Haris dari pihak sekolah Ciputra, betul ini kediaman Amanda Susanti, Pak?” tanya Pak Haris.
“Betul, Pak silahkan duduk,” ujar ayah Manda. Tak lama kemudian Manda dan Bu Ary keluar sambil membawakan dua cangkir teh hangat.
“To the point aja, begini ya Manda, saya selaku pemilik sekolah Ciputra ingin menawarkan, apa kamu mau bergabung dengan sekolah Ciputra?” tanya Pak Haris.
“Saya mau pak, tapi…” ucap Manda terputus.
“Iya pak, kami kan orang yang tidak mampu, saya hanya seorang pedagang es keliling, Pak. Jadi tidak mungkin saya bisa menyekolahkan Manda di sekolah dengan biaya mahal seperti itu, untuk makan saja kadang-kadang tidak cukup, dan biaya-biaya yang dibutuhkan Manda untuk sekolah kadang-kadang nunggak,” jawab Pak Ary pajang lebar.
“Bagaimana kalau Manda saya berikan beasiswa, tetapi kalau Manda sering tidak masuk sekolah, melanggar peraturan dan prestasi menurun drastis, maka beasiswa itu akan saya cabut, Anda setuju?” kata Pak Haris.
“Terima kasih, Pak. Saya setuju dengan usulan Bapak, terima kasih banyak, Pak,” ucap Pak Ary dengan senyum berkembang dibibirnya.
“Sama-sama,” jawab Pak Haris.
Manda, Pak Ary dan Bu Ary sangat senang, ia tidak menyangka bahwa Manda akan sekolah di sekolahan yang bonafit.
Pak Haris berpamitan, Manda dan Pak Ary mengantarkan sampai dimobilnya.
ï ï ï

               Manda melangkahkan kakinya di halaman Sekolah Ciputra, dengan sedikit lunglai sambil tertunduk menuju kelas SKS (kelas program 2 tahun). Dia merasa, bahwa dia satu-satunya murid yang tidak mampu.
Di hari pertama ia masuk sekolah, Manda sudah mendapat banyak teman yang dari luar Indonesia, Christoper Alexander dari Amerika, Ayumi Hakaishi dari Jepang, mereka murid cerdas.
Hari pertama masuk sekolah, Manda sudah mendapat banyak teman dan ia menarik perhatian para guru. Manda mendapat itu semua, karena Manda mempunyai kepribadian yang baik dan hangat. Jesica, sang penguasa kelas merasa gerah dan sirik melihat tingkah Manda yang dapat menarik perhatian murid-murid di kelas 10-1 sampai 10-10 dengan mudah. Jesica merupakan keponakan Pak Andika yang tumbuh menjadi anak nakal karena kurangnya perhatian yang dicurahkan oleh orang tuanya dan akibat terlalu dimanja.
Satu minggu kemudian ada seorang murid baru yang bernama Marsela Candra wati, yang merupakan murid yang cerdas lawan main Manda saat perlombaan Bahasa Jerman. Persaingan yang ketat tetap terjalin diantara mereka berdua, biasanya merekalah yang memegang nilai tertinggi di kelas, namun tetaplah Manda yang sering menjadi pemegang nilai tertinggi dan tingkatannya. Hal ini membuat Sela kesal terhadap Manda. Akhirnya, Sela dan Jesica bekerja sama untuk menghancurkan Manda yang mereka anggap telah merebut hal yang seharusnya mereka miliki.
ï ï ï

              Bu Sudjianti mengumumkan minggu depan akan ada ulangan ekonomi, anak-anak kebingungan, terutama Jesica yang tidak pernah memperhatikan bila diterangkan “kenapa sich pake ulangan segala? Bikin pusing aja!” ujar Jesica kesal.
“Lho, kamu ne gimana sich? Kamu gak usah belajar, si Manda dijadikan SMS Center saat ulangan kan juga bisa,” kata teman segenk Jesica sambil menunjuk ke arah Manda. “Ok! Kamu beritahu dia sekarang kalau waktu ujian kimia besok dia harus kasih contekan ke kita,” perintah Jesica ke genknya. Tak lama kemudian teman Jesica yang bernama May menghampiri Manda yang sedang belajar kimia. May menghampiri Manda agar saat ulangan ekonomi, ia harus memberi jawaban, kalau Manda tidak mau memberikan jawaban ulangan, maka akan ada sesuatu yang akan menimpanya. Mendengar ultimatum itu, Manda terdiam dan terpaku pada buku yang digenggamnya.
ï ï ï

              Hari Rabu pun tiba, anak-anak kelas X-8 semua belajar untuk menghadapi ulangan ekonomi tersebut, tetapi Jesica dan genknya malah asyik MXitan. Bel tanda masuk sekolah dibunyikan, sebelum pelajaran mereka berdoa dahulu, selesai berdoa Bu Sudjiati memulai ulangan. Ulangan ekonomi sudah berjalan 15 menit, Jesica dan genknya kelimpungan tidak dapat menjawabnya. Jesica melemparkan kertas ke arah Manda, tapi Bu Sudjiati mengetahuinya, “Tolong, Jesica mengerjakan sendiri,” Jesica malu, dan ia mengerjakan sendiri, “Manda, awas kamu,” gumam Jesica.
Jam sekolah sudah berakhir, Manda membereskan buku, ia bergegas pulang. Sekolahpun sudah sepi, ia mengambil sepeda motornya. Jesica dan genknya memasang mata untuk mengetahui gerak gerik Manda. Di siang hari yang sangat panas, Manda mengendarai sepeda motor butut yang diberikan ayahnya. Ia satu-satunya siswa yang mempunyai sepeda motor butut nan jelek. Di saat perjalanan, mobil Jesica menyeremet motor yang ditumpangi Manda. Manda pun terjatuh. Orang-orang di sekitar segera memberikan pertolongan pertama.
Anak kelas IX IPA 4 ternyata mengetahui kejadian itu, ia pernah melihat mobil yang menyerempet Manda itu di parkir di parkiran sekolah. Anak kelas IX IPA 4 itu segera mencatat plat mobil tersebut.
ï ï ï

              Anak IX IPA 4 itu bernama Joseph. Joseph pun mengantarkan Manda hingga sampai di rumahnya. Ibu Manda yang sedang menjemur pakaian didepan rumahnya kaget, ia langsung berlari menuju mobil Joseph dan langsung membawa Manda ke kamarnya. Joseph menjelaskan kejadian tersebut panjang lebar, lalu Joseph juga menjelaskan ciri-ciri mobil yang menyerempet Manda.
Tak lama kemudian Pak Ary datang, ia ingin tahun apa yang sebenarnya terjadi. Joseph pun tak keberatan menceritakan lagi ke Pak Ary. Pak Ary meminta tolong Joseph untuk mencari tahu siapa sebenarnya yang berani menyelakai Manda.
ï ï ï

              Esok harinya saat Joseph tiba di sekolah dan ia akan memarkirkan mobilnya, ternyata ia mengetahui bahwa pemilik mobil yang kemarin siang menyerempet Manda ialah mobil Jesica. Ia pun mencari tahu tentang hubungan antara Jesica dan Manda. Ternyata usut punya usut Jesica memang iri, benci plus dengki ke Manda, semua informasi ia rekam di HP-nya untuk menjadi barang bukti. Joseph merekam semua tingkah laku Jesica, mulai ia keluar dari mobil yang menyerempet Manda, hingga ia merekam semua rencana yang dibuat Jesica dan genk untuk menghancurkan Manda.
Pulang sekolah Joseph langsung meluncur ke rumah Manda. Pak Ary dan Bu Chyka sudah tidak sabar untuk mengetahui apa yang dilakukan Manda di sekolah. Pak Ary tidak ingin mengecewakan Pak Haris yang begitu baik memberikan beasiswa kepada Manda agar ia dapat sekolah di SMA Ciputra.
Pak Ary dan Bu Chyka sudah mengetahuinya, besok pagi kedua orang tua Manda melaporkan kejadian ini ke pihak sekolah agar ditangani dengan adil. Namun, Manda masih terbaring lemas di tempat tidur. Joseph pun siap membantu keluarga Manda, karena Joseph menolong masalah yang benar.
ï ï ï

               Pagi-pagi sekali Pak Ary dan Bu Chyka sudah berada di sekolah, mereka sudah menunggu Pak Haris diruangannya. Tak lama kemudian Pak Haris pun tiba, tanpa mengulur waktu Pak Ary dan Bu Chyka segera menjelaskan tentang masalah yang dialami Manda kepada Pak Haris secara jelas. Pak Haris pun lalu memanggil Jesica yang terbaik dengan masalah tersebut.
Jesica-pun berjalan menuju ruang kepada sekolah sambil mengulum permen karet, tapi saat kakinya hendak memasuki ruang kepala sekolah di buang permen karetnya itu di depan pintu ruang kepala sekolah.
“Permisi, pak”
“Iya, silahkan masuk!” jawab Pak Haris
“Oooooo … jadi kamu anak bandel yang telah menyerempet anakku hingga luka-luka?” ujar ayah Manda emosi.
Perhelatan seru terjadi diruangan itu, namun perhelatan berhenti saat kepala sekolah memutuskan Jesica membawa orang tuanya ke sekolah esok pagi, begitu juga dengan orang tua Manda akan dipanggil kembali ke sekolah karena kasus ini.
Keesokan harinya, Manda memaksakan diri untuk masuk sekolah dengan dalih agar tidak ketinggalan pelajaran. Orang tua Manda mengantarkan Manda, selain itu ayah Manda juga harus menemui Pak Haris guna menyelesaikan kasus ini.
Sesampainya di kelas Manda disambut dengan tawa sinisnya Jesica kepadanya, dan pertanyaan yang bertubi-tubi tentang kaki dibalut yang dideritanya. Jesica tanpa rasa bersalah mengejek Manda sebagai anak cengeng dan anak mami yang tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Mendengar dan melihat Manda hanya diam saja, Alexander turun tangan dan berkata, “Hanya orang bodoh yang menyelesaikan masalah dengan cara dari belakang tanpa rasa bersalah. Dan hanya orang bodoh yang tidak mengakui bahwa sebenarnya kamu iri kan sama Manda, gara-gara kedudukan kamu sekarang sudah tergantikan?” ujar Alexander tegas.
“Dan hanya orang bodoh yang membela orang bersalah,” jawab Jesica.
Seketika siswa-siswa sekelas kecuali Jesica dan genknya berkumpul ke arah Manda dan Alexander, tiba-tiba Joseph masuk dan berkata, “Hanya orang bodoh sepertimu yang memperbudah orang dan tidak mengakui kesalahannya!”
Semua anak kelas X-8 kaget mendengar dan melihat Joseph masuk kelas X-8 dan membela Manda.
“Jesica dan Manda kalian dipanggil Pak Haris,” ujar seorang siswi kelas X-8. Manda melangkahkan kakinya dahulu sebelum Jesica memasuki ruang kepala sekolah. Di ruang itu orang tua masing-masing sudah berkumpul. Saat Manda datang memasuki ruangan dengan nuansa kayu itu, ayah Jesica yang sedang duduk di atas kursi minimalis itu tiba-tiba tertegun saat melihat Manda yang seakan-akan mirip dengan seseorang yang ia kenal selama ini.
Kenapa, Pa?” tanya Jesica ingin tahu apa yang sedang dipikirkan ayahnya yang tiba-tiba tertegun melihat Manda tersebut, “tidak, tidak ada apa-apa,” jawabnya sambil tersenyum simpul yang terlihat seperti ada beban. Terbesit dipikiran Manda bahwa ayah Jesica bukan orang yang asing dihidupnya. Sepertinya ayah Jesica merasa bahwa yang dirasakannya kepada Manda tadi adalah sebuah naluri. Perhelatan dan perdebatan terjadi di ruangan dengan ornamen minimalis itu untuk mempertahankan argumen masing-masing pihak. Namun, akhirnya dibuat keputusan bahwa Jesica diskors. Pihak pembela Jesica merasa argumennya tidak ditanggapi, sehingga perdebatan seru terjadi lagi. Namun tak lama kemudian Joseph datang, ia memberitahukan bukti-bukti bahwa Jesica memang salah, dengan keadilan dan kebijaksanaan Pak Haris, Jesica diskors selama satu minggu.
ï ï ï


              Masalah Manda-pun terselesaikan, selama disekolah Pak Haris mencari tahu tentang gerak-gerik Manda di sekolah. Pak Haris yakin 100% bahwa Manda adalah cucunya yang hilang 16 tahun yang lalu.
Pada saat rapotan tiba, Pak Manda ingin menemui Pak Ary. Rapotan pun tiba, Manda ranking 1 dikelasnya, diapun juga ranking 1 reguler. Pak Ary sangat bangga mempunyai anak yang baik, cantik, pintar pula.
Pak Haris menemui Pak Ary saat Pak Ary mau keluar dari kelas X-8. Pak Haris pun menyuruh Pak Ary untuk ke ruangannya.
“Pak, sebelumnya saya minta maaf tentang pertanyaan pribadi saya ini,” tanya Pak Haris.
“Silahkan, Pak!” ujar ayah Manda.
“Begini pak, apakah Manda itu anak kandung Bapak?” tanya Pak Haris.
Ada apa Anda bertanya hal itu?” ujar ayah Manda kembali bertaya.
“Karena anak Anda berparas seperti cucu saya yang hilang, begitu juga dengan toh ditelinga kirinya,” jelas Pak Haris dengan raut wajah yang sedih.
“Maaf saya malah menceritakan masalah pribadi saya,” lanjut Pak Haris.
“Tidak apa-apa, Pak. Kami tidak keberatan mendengar masalah Bapak, mungkin kami bisa meringankan beban Anda,” ujar Ibu Chyka.
“Tidak usah, nanti merepotkan Anda, saya hanya ingin kalau bisa pertanyaan itu dijawab,” ucap Pak Haris memohon.
Namun, ayah dan ibu Manda hanya terdiam seribu bahasa, mereka tampak resah, kegembiraan atas prestasi Manda kini telah memudar dan menjelma menjadi sebuah keresahan g menyelimuti hati mereka.
“Begini pak, sebenarnya …sebenarnya Manda bukan anak kandung kami, saya menemukannya di semak-semak dekat Perumahan Galaxy Residence,” ungkap ayah Manda. Seketika Pak Haris terhenyak, “berarti dia adalah memang benar cucuku yang selama 16 tahun ini menghilang, Icha … Icha Puteri Andika, ternyata firasatku selama ini akan dirinya benar,” ujar Pak Haris mengelus dadanya untuk membendung dan menurunkan rasa terkejutnya yang telah naik sebanyak 99,99 derajat. “Jangan beritahukan Manda dulu, biarkan saya saja yang suatu saat nanti memberitahukannya akan hal ini,” ujar Pak Haris melanjutkan dengan raut wajah masih kaget.
ï ï ï

              Pada suatu ketika, ibu Manda berkata kepada Manda yang kala itu sedang mengerjakan PR untuk tes DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) pada hari Sabtu nanti.
“Hari Sabtu besok kamu tes DNA ya, nak!”
“Untuk apa, bu?”
“Untuk suatu keperluan, pokoknya kamu tidak usah berpikir untuk apa kamu melakukan tes DNA, yang penting ini untuk tujuan baik,” ujar Ibu Manda disertai anggukan kepala Manda tanda setuju.
ï ï ï

             Hari Sabtu pun tiba, Manda dan ibunya pergi ke rumah sakit untuk tes DNA. Setelah tes DNA, bukti DNA Manda diserahkan kepada Pak Haris yang saat itu ada di rumah sakit kecil itu. Ternyata Manda memiliki DNA yang sama dengan cucu Pak Haris yang hilang. Sudah suatu kepastian dari bukti-bukti yang diperoleh bahwa Manda memang benar-benar cucu Pak Haris yang hilang.
Manda yang belum hilang dari tatapan Pak Haris segera dipanggilnya. “Manda … Manda!” teriak Pak Haris, Manda seketika menoleh mencari asal suara, “Manda!” ujar Pak Haris lagi, dengan segera Manda menghampiri Pak Haris, “Ada apa, Pak?” tanyanya. “Ngg … ngg … kamu siap mendengarnya?” tanya Pak Haris diiringi anggukan kepala dan paras bingung Arif. “Kamu sudah tahu kalau cucu Bapak hilang sejak dia berumur 9,3 bulan?” tanya Pak Haris. “Sudah. Ibu yang memberitahukan saya, ada apa Pak dengan cucu Bapak?” tanya Manda. “Ngg …ngg … cucu saya yang hilang itu adalah kamu. Sesuai tes DNA ini, kamu cucu saya yang hilang, Icha, Icha Putra Andika, “ ujar Pak Haris. “Lalu, siapa sebenarnya orang tua saya? Dan, berarti mereka bukan orang tua kandung saya. Benarkan ini semua? Apa ini hanya sebuah lelucon?” kata Manda dengan emosi meledak-ledak. Ibu Chyka yang menyaksikan hal itu hanya bisa menitikkan air mata yang tidak bisa dibendung, sedangkan Pak Haris mengangguk sambil berkata, “Ornag tua kamu adalah Andika, saudara sepupu kamu adalah Jesica, dan saya adalah kakekmu, dan ini bukanlah sebuah lelucon. Saya harap kamu dapat memaafkan ayahmu, dan kembali ke sisi kami yang sudah merindumu selama lebih dari 15 tahun,” ujar Pak Haris disambut wajah kaget Manda saat mendengar bahwa Jesica yang selama ini membuatnya sakit hati adalah sepupunya. “Lalu, bagaimana dengan mereka, orang tua yang telah mengasuhku hingga menjadi seperti ini?” tanya Manda sambil menahan kaget dan emosinya yang tidak terbendung. “Semua ini tergantung padamu, pikirkan dulu hal ini matang-matang,” ujar Pak Haris dengan bijaksana. “Baik, saya akan kembali ke sisi kalian, keluargaku,” ujarnya sambil menoleh ke arah ibu angkatnya yang juga dicintainya, namun Ibu angkatnya hanya tersenyum dan berkata, “Sudah saatnya kamu kembali ke sisi mereka, jangan lupakan ibu, ya!” ujar Ibu Chyka sambil berjalan kemudian memeluk Manda yang kemudian berkata, “Saya tidak akan melupakan Ibu, juga Ayah, karena jasa Ayah dan Ibu sudah terpatri dengan sendirinya disini, di hati ini. Jangan lupakan saya juga, Bu! Jangan bersedih karena ibu tidak akan bisa bertemu saya lagi. Kita pasti akan bertemu, karena setiap minggu jika ada waktu saya akan mengunjungi Ibu dan Ayah,” ujar Manda sambil menitikkan air mata beningnya yang selama ini jarang dikeluarkannya. Akhirnya Manda dapat kembali ke sisi keluarganya yang ditinggalkannya selama ini. Peristiwa di rumah sakit itu tidak akan lepas dari ingatan mereka, karena peristiwa itu begitu mengena dan terpatri tajam di hati mereka yang tulus.
Akhirnya, dengan sendirinya Manda mengerti bahwa Tuhan tidak akan pernah memberikan suatu cobaan yang kita tidak dapat melakukannya, dan apabila kita menjalani cobaan yang diberikan Tuhan dengan sabar, tulus dan tegar, akan ada kenikmatan saat cobaan itu berakhir.

SEKIAN

 


 

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar apapun tentang blog meupun artikel saya but no spam, no porn....oke my fren =)

Sebagian besar lagu yang ada di blog ini bersumber dari : www.gudanglagu.com

Iklan Baris